Kurikulum ini berdasarkan konsep
aliran pendidikan pribadi (persoznalized educationi)yaitu John Dewey dan
J.J. Rousseau. Konsep ini lebih mengutamakan siswa yang merupakan subjek yang
menjadi pusat utama kegiatan pendidikan. Selain itu, pendidik humanis lebih
juga berpegang pada konsep Gestalt, bahwa seorang anak merupakan satu kesatuan
yang menyeluruh. Pendidikan diarahkan kepada membina manusia yang utuh bukan
saja dari segi fisik dan intelektual tetapi juga segi sosial dan afektif
(emosi, sikap, perasaan, nilai, dan lain-lain).
Ada tiga aliran yang termasuk dalam pendidikan
humanistik, yaitu:
1. Pendidikan Konfluen, menekankan keutuhan pribadi,
individu harus merespons secara utuh (baik segi pikiran, perasaan, maupun
tindakan), terhadap kesaruan yang menyeluruh dari lingkungan.
2. Kritikisme Radikal, pendidikan sebagai upaya untuk
membantu anak menemukan dan mengembangkan sendiri segala potensi yang
dimilikinya.
3. Mistikisme Modern, yaitu aliran yang menekankan latihan
dan pengembangan kepekaan perasaan, kehalusan budi pekerti, melalui sensitivity
training, yoga, meditasi, dan sebagainya.
Kurikulum konfluen memiliki ciri-ciri utama sebagai
berikut:
1. Partispasi, kurikulum ini menekankan partisipasi
murid dalam belajar.
2. Integrasi, adanya interaksi, interpenetrasi,
dan integrasi dari pemikiran, perasaan dan juga tindakan.
3. Relevasi, adanya kerelevanan is kurikulum
antara kebutuhan, minat dan kehidupan murid.
4. Pribadi anak, memberikan tempat utama pada pribadi
anak untuk berkembang dan beraktualisasi potensi secara utuh.
5. Tujuan, memiliki tujuan mengembangka pribadi
yang utuh.
Dalam evaluasi, kurikulum humanistik lebih
mengutamakan proses dari pada hasil, dan tidak memiliki kriteria pencapaian.
Sasaran kurikulum ini adalah perkembangan anak agar menjadi manusia yang lebih
terbuka dan lebih mandiri.
ConversionConversion EmoticonEmoticon