Tokoh sosiologi teori fungsionalisme struktural

Hasil gambar untuk emile durkheim
Teori fungsionalisme struktural muncul dan menjadi bagian dari analisis sosiologis sekitar tahun 1940-an. Yang melatar belakangi teori ini muncul akibat dari adanya konflik-konflik sosial, misalnya peperangan, ketidaksamaan sosial, perbedaan ras, dan kemiskinan. Dari permasalahan-permasalahan tersebut banyak para ahli sosiologi berusaha menyelesaikan berbagai permasalahan sosial agar masyarakat tetap dalam keseimbangan sosial.


A.    Tokoh dan Riwayat
1.      Emile Durkheim  
Lahir
Meninggal
15 November 1917 (umur 59)
Paris, France
Kewarganegaraan
French
Kebangsaan
French
Bidang
Philosophy, Sociology, Anthropology, Religious Studies
Institusi


2.      Robert K. Merton


Born
July 4, 1910
Philadelphia, PA
Died
February 23, 2003 (aged 92)
New York City, NY
Occupation
Sociologist
Known for
Advancements in the field of sociology
Spouse(s)
Harriet Zuckerman, Suzanne Carhart
Children
Vanessa Merton, Robert C. Merton, Stephanie Merton Tombrello


3.      Talcott Parsons

Lahir
Meninggal
8 Mei 1979 (umur 76)
Munich, Germany
Tempat tinggal
Talcott Parsons adalah seorang sosiolog yang cukup terkenal dengan pemikiran-pemikirannya.


4.      Hebert Spencer

Lahir
Meninggal
Brighton, 8 Desember 1903 pada umur 83 tahun)


Hebert Spencer adalah seorang filsuf Inggris dan seorang pemikir teori liberal klasik terkemuka.


Fungsionalisme struktural adalah sebuah sudut pandang luas dalam sosiologi dan antropologi yang berupaya menafsirkan masyarakat sebagai sebuah struktur dengan bagian-bagian yang saling berhubungan. Fungsionalisme menafsirkan masyarakat secara keseluruhan dalam hal fungsi dari elemen-elemen konstituennya; terutama norma, adat, tradisi dan institusi.
Durkheim mengungkapkan bahwa masyarakat adalah sebuah kesatuan dimana di dalamnya terdapat bagian – bagian yang dibedakan. Bagian-bagian dari sistem tersebut mempunyai fungsi masing – masing yang membuat sistem menjadi seimbang.
Selain dari Durkheim, teori struktural fungsional ini juga dipengaruhi oleh pemikiran Max Weber. Secara umum, dua aspek dari studi Weber yang mempunyai pengaruh kuat adalah Visi substantif mengenai tindakan sosial dan Strateginya dalam menganalisis struktur sosial.  Pemikiran Weber mengenai tindakan sosial ini berguna dalam perkembangan pemikiran Parsons dalam menjelaskan mengenai tindakan aktor dalam menginterpretasikan keadaan.
Menurut Merton, anomie tidak akan muncul sejauh masyarakkat menyediakan sarana kelembagaan untuk mencapai tujuan-tujuan kultur tersebut.  Dari berbagai penjabaran yang ada Pemahaman Merton membawa pada tantangan untuk mengkonfirmasi segala pemikiran yang telah ada. Hal ini terbukti dengan munculnya fungsionalisme gaya baru yang lebih jauh berbeda dengan apa yang pemikiran Merton. Inilah bukti kedinamisan ilmu pengetahuan, tak pelak dalam struktural fungsionalisme.
Bagi Talcott Parsons, "fungsionalisme struktural" mendeskripsikan suatu tahap tertentu dalam pengembangan metodologis ilmu sosial, bukan sebuah mazhab pemikiran.

Herbert Spencer menampilkan bagian-bagian masyarakat ini sebagai "organ" yang bekerja demi berfungsinya seluruh "badan" secara wajar. Dalam arti paling mendasar, istilah ini menekankan "upaya untuk menghubungkan, sebisa mungkin, dengan setiap fitur, adat, atau praktik, dampaknya terhadap berfungsinya suatu sistem yang stabil dan kohesif."
Previous
Next Post »