Kurikulum subjek akademis adalah model konsep kurikulum tertua dan masih sering dipakai sampai saat ini, karena kurikulum ini cukup praktis, mudah disusun, mudah digabungkan dengan tipe lainnya. Kurikulum subjek akademis bersumber dari pendidikan klasik (perenialisme dan esensialisme) yang berorientasi pada masa lalu. Kurikulum ini lebih mengutamakan isi pendidikan. Pada kurikulum ini, orang yang berhasil dalam belajar adalah orang yang menguasai seluruh atau sebagian besar isi pendidikan yang diberikan atau disiapkan oleh guru.
Isi pendidikan disesuaikan dengan displin ilmu. Para pengembang kurikulum tidak perlu menyusun dan mengembangkan bahan sendiri, melainkan cukup mengorgansisasi secara sistematis mengenai isi materi yang dikembangkan para ahli disiplin ilmu, sesuai dengan tujuan pendidikan dan tahap perkembangan siswa yang akan mempelajarinya. Kurikulum ini sangat mengutamakan pengetahuan maka pendidikannya lebih bersifat intelektual.
Isi pendidikan disesuaikan dengan displin ilmu. Para pengembang kurikulum tidak perlu menyusun dan mengembangkan bahan sendiri, melainkan cukup mengorgansisasi secara sistematis mengenai isi materi yang dikembangkan para ahli disiplin ilmu, sesuai dengan tujuan pendidikan dan tahap perkembangan siswa yang akan mempelajarinya. Kurikulum ini sangat mengutamakan pengetahuan maka pendidikannya lebih bersifat intelektual.
Kurikulum subjek akademis tidak
berarti hanya menekankan pada materi yang disampaikan, dalam secara berangsur
memperhatikan proses belajar yang dilakukan siswa. Salah satu contoh kurikulum
yang berdasarkan atas struktur pengetahuan adalah Man: A Course of Study
(MACOS). MACOS adalah kurikulum untuk sekolah dasar, terdiri atas
buku-buku, film, poster, rekaman, permainan, dan perlengkapan kelas lainnya.
Kurikulum ini ditujukan untuk mengadakan penyempurnaan tentang pengajaran ilmu
sosial dan humanitas, dengan pengarahan dan bimbingan Brunner. Sasaran utama
kurikulum MACOS adalah perkembangan kemampuan intelektual, yaitu membangkitkan
penghargaan dan keyakinan akan kemampuan sendiri dan memberikan serangkaian
cara kerja yang memungkinkan anak walaupun dengan cara sederhana mampu
menganalisis kehidupan sosial.
Ada 3 pendekatan dalam perkembangan kurikulum subjek
akademis, yaitu:
1. 1. Melanjutkan pendekatan struktur
pengetahuan.
Murid-murid belajar bagaimana memperoleh dan menguji
fakta, serta bukan sekedar mengingatnya.
2. Studi yang bersifat integratif
2. Pengorganisasian tema-tema pengajaran didasarkan atas
fenomena-fenomena alam, proses kerja ilmiah dan problema-problema yang ada.
Maka, dikembangkan suatu model kurikulum yang terintegrasi (integrated
curriculum).Ada beberapa ciri model kurikulum yang dikembangkan:
- Menentukan tema-tema yang membentuk
satu kesatuan (unifying theme)
- Menyatukan kegiatan belajar dari
beberapa disiplin ilmu.
- Menyatuka berbagai cara/metode
belajar.
3. 3. Pendekatan yang dilaksanakan pada sekolah-sekolah
fundamentalis.
Ciri-ciri kurikulum subjek akademis yaitu sebagai
berikut:
1. 1. Bertujuan untuk pemberian ide
pengetahuan yang solid serta melatih para siswa menggunakan ide-ide dan proses
“penelitian”.
2. 2. Metode yang paling sering digunakan
adalah metode ekspositori dan inkuiri.
3. 3. Materi/ide-ide diberikan oleh guru
yang kemudian dielaborasi oleh siswa sampai terkuasai, dengan proses sebagai
berikut: konsep utama disusun secara sistematis, kemudian dikaji, selanjutnya
dicari berbagai masalah penting, kemudian dirumuskan dan dicari cara
pemecahannya.
Pola-pola organisasi isi (materi pelajaran) kurikulum
subjek akademis diantaranya sebagai berikut:
1. 1. Correlated curriculum adalah pola organisasi materi
atau konsep suatu pelajaran yang dikorelasikan dengan pelajaran lainnya.
2. 2. Unifyied atau Concentrated
curriculum adalah pola organisasi bahan pelajaran tersusun dalam
tema-tema pelajaran tertentu, yang mencakup materi dari berbagai pelajaran
displin ilmu.
3. 3. Integrated curriculum yaitu sama halnya dengan
unifyied curriculum, namun yag membedakan pada integrated curriculum tidak
nampak lagi displin ilmunya. Bahan ajar diintegrasikan dalam suatu persoalan,
kegiatan atau segi kehidupa tertentu.
4. 4. Problem solving curriculum adalah pola organisasi isi
yang berisi topik pemecahan masalah sosial yang dihadapi dalam kehidupan dengan
menggunakan pengetahuan dan keterampilan yag diperoleh dari berbagai displin
ilmu.
Untuk evaluasi, kurikulum subjek
akademis menggunakan bentuk evaluasi yang bervariasi, namun lebih banyak
digunakan bentuk uraian (essay) dari pada tes objektif.
ConversionConversion EmoticonEmoticon