Usaha pembentukan watak melalui sekolah, hemat
saya, selain dengan pendidikan karakter di atas, secara berbarengan dapat pula
dilakukan melalui pendidikan nilai dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Pertama, menerapkan pendekatan “modelling”
atau “exemplary” atau “uswah hasanah”. Yakni
mensosialisasikan dan membiasakan lingkungan sekolah untuk menghidupkan dan
menegakkan nilai-nilai akhlak dan moral yang benar melalui model atau teladan.
Setiap guru dan tenaga kependidikan lain di lingkungan sekolah hendaklah mampu
menjadi “uswah hasanah” yang hidup (living exemplary)
bagi setiap peserta didik. Mereka juga harus terbuka dan siap untuk
mendiskusikan dengan peserta didik tentang berbagai nilai-nilai yang baik
tersebut.
Kedua, menjelaskan atau mengklarifikasikan kepada
peserta didik secara terus menerus tentang berbagai nilai yang baik dan yang
buruk. Usaha ini bisa dibarengi pula dengan langkah-langkah; memberi
penghargaan (prizing) dan menumbuhsuburkan (cherising)
nilai-nilai yang baik dan sebaliknya mengecam dan mencegah (discouraging)
berlakunya nilai-nilai yang buruk; menegaskan nilai-nilai yang baik dan buruk
secara terbuka dan kontinu; memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
memilih berbagai alternatif sikap dan tindakan berdasarkan nilai; melakukan
pilihan secara bebas setelah menimbang dalam-dalam berbagai konsekuensi dari
setiap pilihan dan tindakan; membiasakan bersikap dan bertindak atas niat dan
prasangka baik (husn al-zhan) dan tujuan-tujuan ideal; membiasakan bersikap
dan bertindak dengan pola-pola yang baik yang diulangi secara terus menerus dan
konsisten.
Ketiga, menerapkan pendidikan berdasarkan karakter
(character-based
education). Hal ini bisa dilakukan dengan menerapkan character-based approach ke dalam setiap mata pelajaran nilai
yang ada di samping matapelajaran-mata pelajaran khusus untuk pendidikan
karakter, seperti pelajaran agama, pendidikan kewarganegaraan (PKn), sejarah,
Pancasila dan sebagainya. Memandang kritik terhadap matapelajaran-matapelajaran
terakhir ini, perlu dilakukan reorientasi baik dari segi isi/muatan dan
pendekatan, sehingga mereka tidak hanya menjadi verbalisme dan sekedar hapalan,
tetapi betul-betul berhasil membantu pembentukan kembali karakter dan jatidiri
bangsa.
ConversionConversion EmoticonEmoticon