Pengenalan
Pembentukan karakter dimulai dari fase ini. Untuk
seorang anak, dia mulai mengenal berbagai karakter baik dari lingkungan
keluarganya. Misalnya, pada keluarga yang suka memberi, bersedekah dan berbagi.
Dia kenal bahwa ada sikap yang dianut oleh seluruh anggota keluarganya, yakni
suka memberi. Kakaknya suka membagi makanan atau meminjamkan mainan. Ibunya
suka menyuruh dia memberikan sedekah ketika ada peminta-pinta datang ke rumah.
Ayahnya suka memberikan bantuan pada orang lain. Pada tahapan ini dia berada
pada ranah kognitif, dimana prilaku seperti itu masuk dalam memorinya.
Pemahaman
Setelah seseorang mengenal suatu karakter baik, dengan
melihat berulang-ulang, akan timbul pertanyaan mengapa begitu? Dia bertanya,
kenapa kita harus memberi orang yang minta sedekah? Ibunya tentu akan
menjelaskan dengan bahasa yang sederhana. Kemudian dia sendiri juga merasakan
betapa senangnya ketika kakaknya juga mau berbagi dengannya. Dia kemudian
membayangkan betapa senangnya si peminta-minta jika dia diberi uang atau
makanan. Pada tahap ini, si anak mulai paham jawaban atas pertanyaan
”mengapa”
Pengulangan/ Pembiasaan
Didasari oleh pemahaman yang diperolehnya, kemudian si
anak ikut menerapkannya. Pada tahapan awal, dia mungkin sekedar ikut-ikutan,
sekedar meniru saja. Mungkin saja dia hanya melakukan itu jika berada dalam
lingkungan keluarga saja, di luar dia tidak menerapkannya. Seorang yang sampai
pada tahapan ini mungkin melakukan sesuatu atau memberi sedekah itu tanpa didorong
oleh motivasi yang kuat dari dalam dirinya. Seandainya dia kemudian keluar dari
lingkungan tersebut, perbuatan baik itu bisa jadi tidak berlanjut. Ini mungkin
hal terjadi dalam kasus B sebelumnya. Untuk membuat ini menjadi bertahan,
diperlukan pengulangan-pengulangan, hingga akhirnya menjadi pembiasaan.
Pembudayaan
Jika kebiasaan baik dilakukan berulang-ulang, seperti
misalnya suka memberi dalam ilustrasi bagian ini, untuk meningkat berubah
menjadi karakter, perlu ada pembudayaan. Terminologi pembudayaan menunjukkan
ikut sertanya lingkungan dalam melakukan hal yang sama. Suka memberi ini seakan
sudah menjadi kesepakatan yang hidup dilingkungan masyarakat. Ada orang yang
senantiasa mengingatkan, kemudian ada kontrol social, sehingga orang akhirnya menjadi
malu menjadi orang yang pelit. Orang menjadi tidak enak hati jika tidak ikut
dalam pengumpulan sumbangan untuk perbaikan saluran lingkungan, misalnya.
Motivasi keikut sertaan itu adalah disebabkan adanya kontrol sosial, seakan ada
hukuman atau social punishment yang diterapkan. Pada tahapan ini, jika
budayanya sudah menjadi kuat, pendatang yang bergabung ke dalam lingkungan
masyarakat seperti ini akan ikut melakukan hal yang sama.
Internalisasi Menjadi karakter
Tingkatan berikutnya, adalah terjadinya internalisasi
nilai-nilai yang terkandung dalam suatu sikap atau perbuatan di dalam jiwa
seseorang. Sumber motivasi melakukan suatu respon adalah dari dasar nurani.
Karakter ini akan menjadi semakin kuat jika ikut didorong oleh suatu ideologi
atau believe. Dia tidak memerlukan kontrol social untuk mengekspresikan
sikapnya, sebab yang mengontrol ada di dalam sanubarinya. Disinilah sikap,
prilaku yang diepresikan seseorang berubah menjadi karakter.
Seorang anak yang dibesarkan dalam keluarga yang suka
berbagi, kemudian tinggal dalam masyarakat yang suka bergotong royong, suka
saling memberi, serta memiliki keyakinan ideologis bahwa setiap pemberian yang
dia lakukan akan mendapatkan pahala, maka suka memberi ini akan menjadi
karakternya.
Seorang anak yang dibesarkan dalam keluarga yang tidak
menekankan sopan santu, tinggal dalam lingkungan yang suka bertengkar dan
mengeluarkan makian dan kata-kata kotor, dan tidak memiliki pemahaman ideologi
yang baik, maka berkatan kotor mungkin akan menjadi karakternya.
Tahapan yang dipaparkan akan saling pengaruh
mempengaruhi. Mekanismenya ibaratkan roda gigi yang sling menggerakkan.
Mengenal sesuatu akan menggerakkan seseorang untuk memahaminya. Pemahaman
berikutnya akan memudahkan dia untuk menerapkan suatu perbuatan. Perbuatan yang
berulang-ulang akan melahirkan kebiasaan. Kebiasaan yang berkembang dalam suatu
komunitas akan menjelma menjadi kebudayaan, dan dari kebudayaan yang didorong
oleh adanya values atau believe akan berubah menjadi karakter.
ConversionConversion EmoticonEmoticon