Keterampilan membuka dan menutup pelajaran


Hasil gambar untuk mengajar

A. pengertian


Keterampilan membuka dan menutup pelajaran merupakan keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai dan dilatihkan bagi calon guru agar dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif, efisien, dan menarik. Keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam membuka dan menutup pelajaran mulai dari awal hingga akhir pelajaran. 


Pada awal pelajaran, tidak semua siswa memiliki kesiapan mental dan tertarik untuk mengikuti hal-hal yang akan dipelajari. Siswa yang selesai mengikuti pelajaran olahraga atau matematika kemudian berpindah ke pelajaran berikutnya seperti Pendidikan Agama, maka kondisi pikiran dan perhatian siswa kebanyakan masih pada pelajaran yang pertama. Demikian pula selama proses pelajaran berlangsung, kesiapan mental dan perhatian belajar siswa tidak selalu tertuju pada hal-hal yang dipelajari, sehingga memengaruhi perolehan hasil belajar siswa Karena itu, keterampilan membuka pelajaran merupakan salah satu kunci keberhasilan dari seluruh proses belajar mengajar, yang akan dilalui siswa. Jika pada awal pelajaran seorang guru gagal mengondisikan mental dan menarik perhatian siswa, maka, proses belajar mengajar yang dinamis tidak dapat tercapai. 

Keterampilan membuka pelajaran merupakan upaya guru dalam memberikan pengantar/ pengarahan mengenai materi yang akan dipelajari siswa sehingga siswa siap mental dan tertarik mengikutinya. Sedangkan keterampilan menutup pelajaran merupakan keterampilan merangkum inti pelajaran pada akhir setiap penggal kegiatan. Keterampilan ini sangat penting dalam membantu siswa menemukan konsep, prinsip, dalil, hukum, atau prosedur dari inti pokok bahasan yang telah dipelajari. 

B. Membuka Pelajaran 

Sering kali orang salah mengartikan bahwa kegiatan-kegiatan rutin seperti menertibkan siswa, mengisi presensi, memberi pengumuman, mengumpulkan tugas, atau bahkan mengucapkan salam pembuka dan Al-Fatihah atau basmalah dianggap sebagai kegiatan membuka pelajaran. Kegiatan-kegiatan tersebut memang perlu dilakukan guru dan ikut menciptakan suasana kelas, nam un tidak termasuk dalam keterampilan membuka pela jaran. Yang dimaksud dengan keterampilan membuka pelajaran adalah kegiatan guru pada awal pelajaran untuk menciptakan suasana “siap mental” dan (menimbulkan perhatian' siswa aga! terarah pada hal-hal yang akan dipelajari. 

Membuka pelajaran dilakukan tidak hanya pada setiap awal pelajaran, tetapi pada setiap penggal awal dan akhir pelajaran atau setiap kali beralih ke hal atau topik baru. Misalnya, dari penggal pengertian shalat beralih ke penggal syarat dan rukun shalat, dan seterusnya. Beberapa cara yang dapat diusahakan guru dalam membuka pelajaran adalah dengan ( 1) menarik perhatian siswa, (2) memotivasi siswa, (3) memberi acuan/ struktur pelajaran dengan menunjukkan tujuan atau kompetensi dasar dan indikator hasil belajar, serta pokok persoalan yang akan dibahas, rencana kerja, dan pembagian waktu, (4) mengaitkan antara topik yang sudah dikuasai dengan topik baru, atau (5) menanggapi situasi kelas. 

Dalam usaha menarik perhatian dan memotivasi siswa, guru dapat menggunakan alat bantu seperti alat peraga/surat kabar/gambar-gambar, dan kemudian guru dapat menceritakan kejadian aktual, atau guru dapat memberi contoh atau perbandingan yang menarik. Tetapi, hendaknya diperhatikan semua cara itu harus relevan dengan isi dan indikator kompetensi hasil belajar yang akan dipelajari siswa. Guru yang memiliki improvisasi seni atau cerita lucu yang relevan akan dapat menarik perhatian dan motivasi belajar siswa, namun cerita lucu pada awal pelajaran yang tidak relevan dengan materi pelajaran serta dibuat-buat hanya menarik siswa sesaat. 

Dalam usaha mengaitkan antara pelajaran baru dengan materi yang sudah dikuasai siswa, guru hendaknya mengadakan apersepsi. Apersepsi merupakan mata rantai penghubung antara pengetahuan siap siswa yang telah dimiliki oleh siswa untuk digunakan sebagai batu loncatan atau titik pangkal menjelaskan hal-hal baru atau materi baru yang akan dipelajari siswa. Dalam membuka pelajaran, guru dapat mempergunakan lebih dari,satu cara sekaligus. 

Tujuan umum membuka pelajaran adalah agar proses dan hasil belajar dapat tercapai secara efektif dan efisien. Efektifitas proses dapat dikenali dari ketepatan langkah langkah belajar siswa, sehingga didapatkan efisiensi belajar yang maksimal Sedangkan efektivitas hasil dapat dilihat dari taraf penguasaa siswa terhadap kompetensi dasar yang dapat dicapai. 

Sementara tujuan khusus membuka pelajaran dapat diperinci sebagai berikut: 

a. Timbulnya perhatian dan motivasi siswa untuk menghadap tugas-tugas pembelajaran yang akan dikerjakan. 

b. Peserta didik mengetahui batas-batas tugas yang akar dikerjakan. 

c. Peserta didik mempunyai gambaran yang jelas tentang pendekatan-pendekatan yang mungkin diambil dalan mempelajari bagian-bagian dari mata pelajaran. 

d. Peserta didik mengetahui hubungan antara pengalaman yang telah dikuasai dengan halhal baru yang akan dipelajari atau yang belum dikenalnya. 

e. Peserta didik dapat menghubungkan fakta-fakta, keterampilan-keterampilan atau konsep-konsep yang tercantum dalam suatu peristiwa. ' 

f, Peserta didik dapat mengetahui tingkat keberhasilannya dalam mempelajari pelajaran itu, sedangkan guru dapat mengetahui tingkat keberhasilan dalam mengajar (Hasibuan, dkk., 1991: 120). 

Di samping tujuan khusus di atas, membuka pelajaran yang baik adalah apabila peserta didik telah mempunyai “peta-kognitif atau skema mengenai keterkaitan inti-inti materi pokok atau satuan satuan bahasan yang menjadi pokok pembahasan dengan demikian, peta kognitif bisa memudahkan siswa untuk memahami keterkaitan konsep, fakta, prinsip, dalil, hukum ,dan prosedur secara utuh dari keseluruhan materi yang dipelajari




Previous
Next Post »

ConversionConversion EmoticonEmoticon

:)
:(
=(
^_^
:D
=D
=)D
|o|
@@,
;)
:-bd
:-d
:p
:ng
:lv