Peran Komunikasi dalam Kehidupan dan Pendidikan



Peran Komunikasi dalam Kehidupan

Dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi yang baik sangat penting untuk berinteraksi antar personal maupun antar masyarakat agar terjadi keserasian dan mencegah konflik dalam lingkungan masyarakat. Dalam hubungan bilateral antar negara diperlukan juga komunikasi yang baik agar hubungan tersebut dapat berjalan dengan baik dan lancar. Contoh Manfaat komunikasi adalah dalam hubungan bilateral antar negara, seperti yang terjadi antara Indonesia dengan Malaysia. Dengan adanya komunikasi yang terjalin dengan baik maka timbul kerjasama dalam berbagai bidang yang mana berdampak positif bagi kedua negara tersebut. Sebaliknya, Miss Communication (terjadinya kesalahan dalam salah satu proses komunikasi) akan menyebabkan tidak tercapainya tujuan atau misi yang hendak di capai. Seperti yang terjadi dalam hubungan Indonesia dengan Australia, dimana pihak Australia menganggap pernyataan Indonesia mengenai “Negara Bebas Teroris” di terjemahkan oleh Australia sebagai “Indonesia Gudang Teroris”. Hal ini menyebabkan dampak yang kurang baik dalam hubungan kedua negara tersebut. Dari kedua contoh di atas dapat kita simpulkan bahwa komunikasi sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan. Contoh lain dalam pendidikan seperti hubungan dosen dengan mahasiswa,dengan adanya komunikasi,maka kegiatan belajar- mengajar akan berlangsung dengan baik dan lancar.

Peran Komunikasi dalam Pendidikan



Disebut juga dengan informasi kependidikan dan komunikasi pendidikan, sebab terjadinya komunikasi memang di dunia pendidikan. Pengertian lengkapnya memang tidak bisa dijelaskan hanya menggunakan betasan-batasan ringkas saja, karena seperti pengertian komunikasi umumnya, tidak mungkin dibuatkan definisinya secara ringkas, tunggal, dan tegas. Komunikasi pendidikan pun demikian, meskipun dalam hal ini sudah disentuhkan ke dalam bidang pendidikan. Pendidikan merupakan proses yang panjang, yang melibatkan banyak unsur seperti pendidik, administrator pendidikan, proses, komunikasi, peserta didik, pesan-pesan atau informasi pendidikan, dan adanya tujuan-tujuan yang dicapai dari proses pendidikan dimaksud. Itu untuk pendidikan formal. Lantas kalau pengertian pendidikan di dalam keluarga, di masyarakat, di pesantren, dan di lembaga-lembaga pendidikan luar sekolah lainnya, tentunya tidak seperti itu unsur-unsurnya. Dan pengertiannya pun menjadi berbeda. Pada pelaksanaan pendidikan formal atau pendidikan melalui lembaga-lembaga pendidikan sekolah, tampak jelas bahwa proses komunikasi sangat dominan kedudukannya. Hal ini setidaknya tampak dalam proses instruksional, yang dalam dunia pendidikan sampai saat ini masih menduduki posisi dominan. Gambar pada halaman berikutnya menunjukkan proses pendidikan. Di situ tampak bahwa pendidikan bukan sekadar mengajari anak-anak supaya menjadi lebih baik, menjadi pintar, atau sekadar berkomunikasi dengan mereka yang isinya memberi nasehat supaya mereka berperilaku baik. Namun sudah semakin kompleks, karena melibatkan banyak unsur di dalamnya. Tidak perlu disebut seberapa penting kedudukan komunikasi dalam pendidikan. Yang jelas proses pendidikan memang sebagian besar hanya bisa dilakukan melalui adanya proses komunikasi dan keterlibatan informasi. Artinya, hampir tidak ada proses pendidikan yang tanpa melalui komunikasi dan informasi. Orang menyampaikan pesan, mengajar, memberikan data dan fakta untuk kepentingan pendidikan, merumuskan kalimat yang baik dan benar, semuanya hanya bisa dilakukan dengan penggunaan informasi komunikatif. Masalahnya adalah pada jenis komunikasi yang bagaimana dan informasi jenis apa yang biasa dan sering digunakan untuk tujuan dan menggarap bidang pendidikan. Jadi dengan kata lain adalah komunikasi yang digunakan dalam lingkungan pendidikan, atau komunikasi pendidikan yang lebih langsung mempunyai makna menyatu dalam pendidikan. Pengertian umumnya adalah proses komunikasi yang dirancang atau dipersiapkan secara khusus untuk tujuan-tujuan penyampaian pesan-pesan atau informasi pendidikan. Berbeda dengan komunikasi untuk hal-hal yang lainnya, komunikasi pendidikan mempunyai tujuan yang jelas, yakni untuk merubah perilaku sasaran ke arah yang lebih berkualitas, ke arah positif. Komunikasi pendidikan mempunyai tanggung jawab untuk itu, karena memang harus bisa dipertanggung jawabkan pada akhir dari suatu proses yang dilaksanakannya, yakni melalui suatu evaluasi hasil pendidikan. Jika hasil dari evaluasinya menunjukkan nilai yang jelek, itu bukan semata-mata kekurangberhasilan peserta pendidikan dalam mengikuti proses komunikasi pendidikan, melainkan juga menunjukkan kegagalan komunikasi pendidikan yang disampaikan oleh komunikator pendidikan di lapangan. Kalau siswa bodoh, bukan semata-mata siswanya yang tidak pandai, melainkan gurunya yang tidak berhasil menyampaikan pesan-pesan pendidikan melalui penggunaan proses komunikasi yang tepat. Dengan kata lain informasi pendidikan yang disampaikannya tidak komunikatif, atau mungkin juga karena yang disampaikan atau dikomunikasikannya bukan informasi pendidikan. Hal ini demikian, sebab, bisa saja misalnya sang guru dalam menyajikan materi pendidikannya terlalu tinggi tingkat penalarannya, mungkin juga tidak runtut penyampaiannya, salah menggunakan metode komunikasi, salah memilih strategi, kurang cocok menggunakan media komunikasi, dsb. Banyak kemungkinan mengapa pendidikan tidak berhasil.
Previous
Next Post »

ConversionConversion EmoticonEmoticon

:)
:(
=(
^_^
:D
=D
=)D
|o|
@@,
;)
:-bd
:-d
:p
:ng
:lv